Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Kualitas Hidup pada Penderita HIV/AIDS

Authors

  • Amerta Enun Saloh Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Kondang Budiyani Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Keywords:

HIV/AIDS, kualitas hidup, regulasi emosi

Abstract

Hingga kini masalah HIV/AIDS merupakan suatu tantangan terbesar bagi dunia. Acquired Immunodeficiency Syndromme (AIDS) merupakan penyakit yang disebabkan karena adanya infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV). Banyaknya kesulitan yang dihadapi penderita HIV/AIDS telah berdampak pada keadaan stress dan peningkatan emosi negatif yang pada akhirnya memperburuk kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan kualitas hidup pada penderita HIV/AIDS. Hipotesis dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara regulasi emosi dengan kualitas hidup pada Penderita HIV/AIDS. Subjek penelitian ini adalah penderita HIV/AIDS berusia 18-40 tahun sebanyak 60 subjek. Data yang dikumpulkan menggunakan skala WHOQOL-HIV Bref dan Emotion Regulation Questionnaire (ERQ). Data dianalisis menggunakan analisis korelasi product moment dengan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,275 dan p = 0,017 (p < 0,050) yang berarti ada korelasi positif antara regulasi emosi dengan kualitas hidup pada penderita HIV/AIDS. Semakin tinggi regulasi emosi, maka semakin tinggi kualitas hidup. Begitu sebaliknya, semakin rendah regulasi emosi, maka semakin rendah pula kualitas hidup. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini diterima. Koefisien determinasi (R²) dalam penelitian ini sebesar 0,075 yang menunjukkan bahwa sumbangan efektif sebesar 7,5% terhadap kualitas hidup. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman bagaimana regulasi emosi mempengaruhi kualitas hidup ODHA. Dengan mempertahankan kemampuan regulasi emosinya ODHA mampu menghadapi tekanan psikologis. Orang-orang terdekat juga dapat mendampingi ODHA dengan memberi dukungan sosial agar kualitas hidup meningkat.

Published

2024-07-31