Perbedaan Subjective Well-being Ditinjau dari Preferensi Perceiving (Cara Memproses Informasi) pada Masa Dewasa Awal
Keywords:
Intuition, masa dewasa awal, Sensing, subjective well-being, type theoryAbstract
Sebagai masa transisi antara remaja dan dewasa, masa dewasa awal merupakan masa di mana individu mengeksplorasi diri, yang terkadang dapat membawa kecemasan dan stres sehingga akan mempengaruhi subjective well-being individu tersebut. Subjective well-being ini dapat dipengaruhi oleh cara seseorang memproses informasi atau persepsi. Type theory menjelaskan cara memproses informasi (Perceiving) terdiri dari dikotomi preferensi Intuition (N) dan Sensing (S). Adapun penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan subjective well-being ditinjau dari preferensi Perceiving (cara memproses informasi) pada masa dewasa awal. Hipotesis penelitian ini berupa ada perbedaan subjective well-being ditinjau dari preferensi Perceiving (cara memproses informasi) pada masa dewasa awal, di mana subjective well-being preferensi Intuition lebih tinggi dibandingkan preferensi Sensing (S). Kriteria subjek dalam penelitian ini berupa individu berumur 18-29 tahun yang tinggal di D. I. Yogyakarta dengan jumlah sebanyak 101 orang. Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah Skala Subjective Well-Being dan Indikator Preferensi Perceiving yang disusun oleh peneliti. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa uji beda atau analisis komparasi menggunakan independent sample t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada subjective well-being ditinjau dari preferensi cara memproses informasi, di mana preferensi Sensing memiliki subjective well-being yang lebih tinggi dibandingkan preferensi Intuition.