Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Subjective Well-Being padaPenderita HIV/AIDS

Authors

  • Destiani Rombebua Siampa Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Kondang Budiyani Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Keywords:

ODHA, Regulasi Emosi, Kesejahteraan Subjektif

Abstract

Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome atau biasa disebut HIV/AIDS merupakan penyakit berbahaya yang dapat menyerang sistem kekebalan tubuh pada penderitanya atau biasa disebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Dengan banyaknya masalah yang dialami ODHA akan berdampak pada kestabilan emosinya dan pada akhirnya akan memperburuk subjective well-being pada ODHA. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan subjective well-being pada penderita HIV/AIDS. Hipotesis yang diajukan ada hubungan positif antara regulasi emosi dengan subjective well-being pada penderita HIV/AIDS. Subjek penelitian yang digunakan adalah Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Jumlah subjek pada penelitian ini sebanyak 60 orang. Metode Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan skala regulasi emosi yaitu skala Emotion Regulation Questionnaire (ERQ) dan skala subjective well-being yang terdiri dari skala Positive Affect Negative Affect Schedule (PANAS) dan skala Satisfaction With Life Scale (SWLS). Berdasarkan hasil analisis korelasi product moment ditemukan nilai koefisien korelasi (rxy) = 0,223 dan p = 0,043 (p < 0,050) berarti ada korelasi positif antara regulasi emosi dengan subjective well-being pada penderita HIV/AIDS. Hal ini menunjukkan hipotesisditerima. Koefisien determinasi sebesar 0,050 yang menggambarkan sumbangan efektif regulasi emosi pada Subjective Well-Being 5% dan sisanya 95% dipengaruhi oleh faktor lain.

Published

2024-07-31