Hubungan Pola Asuh Orang Tua dan Toleransi pada Mahasiswa

Abstract

Hasil studi terkini dari berbagai lembaga mengindikasikan bahwa kelompok mahasiswa di Indonesia cukup rentan terhadap penyebaran paham dan nilai-nilai yang bertentangan dengan prinsip toleransi. Studi tesebut juga menunjukkan kasus-kasus intoleransi yang dilakukan oleh mahasiswa baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Toleransi merupakan bentuk penerimaan atas hal-hal yang tidak disetujui atau tidak disukai agar kita dapat berhubungan dan berinteraksi lebih baik dengan orang lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tiga pola asuh orang tua (pola asuh demokratis, pola asuh permisif dan pola asuh otoriter) dengan tingkat toleransi pada mahasiswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan analisis korelasi. Responden pada penelitian ini sebanyak 366 mahasiswa yang dipilih dengan menggunakan teknik convenience sampling. Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen Parental Authority Questionnaire (PAQ) dan skala toleransi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tiga jenis pola asuh orang tua dan toleransi pada subyek penelitian: pola asuh orang tua yang demokratis berhubungan secara signifikan dengan arah positif dengan tingkat toleransi (r = 0,615); pola asuh orang tua permisif berhubungan secara signifikan dengan arah negatif dengan tingkat toleransi (r= -0, 437); dan pola asuh orang tua otoriter berhubungan secara signifikan dengan arah negatif dengan tingkat toleransi (r= -0,389). Disarankan bagi orang tua untuk menerapkan pola asuh yang lebih demokratis dalam mendidik dan mengasuh anak-anaknya untuk meningkatkan dan mempertahankan toleransi mereka. Pola asuh yang demokratis memungkinkan anak untuk memberikan dan menerima pendapat yang berbeda, terbuka dan fleksibel terhadap keberagaman dan inklusivitas, lebih menghargai orang lain, serta dapat memposisikan diri pada kondisi orang lain yang berbeda.