RAGAM NASI BERAS – GANYONG SEBAGAI INOVASI PANGAN LOKAL YANG POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKAN

Penulis

  • Lilis Sulandari Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
  • Lucia Tri Pangesthi Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

Abstrak

Nasi beras-ganyong merupakan nasi yang terbuat dari campuran beras dengan puree ganyong, dimasak bersama dan berbentuk bulir nasi seperti umumnya. Umbi ganyong  potensial sebagai sumber karbohidrat,kaya akan serat dan unggul dalam hal mineral dibandingkan umbi lainnya. Umbi ganyong mengandung serat larut 0,117% dan serat tidak larut 5,637%.Puree ganyong mengandung serat larut 1,087% dan serat tidak larut 7,295%. Pada pembuatan nasi putih beras-ganyong, proporsi beras dan puree ganyong yang diterapkan:(90;10%), (80%;20%), (70%;30%) dan (60%;40%). Nasi putih yang dihasilkan cukup berbulir dengan proporsi beras dan puree ganyong hingga (70%;30%). Namun, nasi beras-ganyong cenderung berwarna putih keabu-abuan. Upaya perbaikan dengan membuat ragam nasi beras-ganyong berbumbu. Ragam nasi beras-ganyong yang dibuat: nasi uduk, nasi kuning dan nasi briyani.  Penerimaan ragam nasi beras-ganyong menunjukkan ada perbedaan pada warna, bentuk, rasa dan kesukaan secara keseluruhan. Ragam nasi beras-ganyong terbaik yaitu nasi kuning. Nasi kuning beras-ganyong mempunyai kadar air 44,82%, protein 8,82%, lemak 5,01%, abu 2,01%, serat 3,06%, karbohidrat 39,34 % dan inulin 21,05%. Ragam nasi beras-ganyong  dapat dikembangkan dengan beranekaragam bumbu makanan daerah. Ragam nasi beras-ganyong dapat dibuat instan untuk kepraktisan konsumsi, distribusi dan penyimpanan sehingga dapat menambah nilai ekonomis produk.

Referensi

Anonim, 2001. Kajian Tepung Umbi-umbian Lokal sebagai Pangan Olahan. BKP Propinsi Jawa Timur dan FTP-UNEJ. Universitas Jember, Jember.

Buletin Triwulanan Konsumsi Pangan. 2016. Beras, Jagung, Kedelai, Cabai, Bawang Putih, Gula Pasir dan Daging Sapi. Volume 7 Nomor 1. Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian – Kementerian Pertanian. Jakarta.

Histifarina, D. 2011. Teknologi Pemanfaatan Ganyong (Canna edulis, Ker.) sebagai Pangan Pokok Alternatif Sumber Karbohidrat. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pascapanen Pertanian III. 17 Nopember 2011. Bogor. Indonesia. Hal. 219-230. http://pascapanen.litbang.deptan.go.id.

Koswara, S. 2013. Modul Teknologi Pengolahan Umbi-umbian. Bagian 4: Pengolahan UmbiGanyong. SEAFAST IPB. (Online, https://seafast.ipb.ac.id/tpc-project/wp-content/uploads/2013/10/4-pengolahan-ganyong.pdf, diakses 5 April 2017).

Rejekiningrum, P. 2013. Model Optimasi Surplus Beras untuk Menentukan Tingkat Ketahanan Pangan Nasional. Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Teknologi. Volume 4, Tahun 2013, A.62-A.75.

Richana, N dan Sunarti, T.C. 2004. Karakterisasi Sifat Fisiko Kimia Tepung Umbi dan Tepung Pati dari Umbi Ganyong, Suweg, Ubi kelapa dan Gembili. J. Pascapanen 1(1) 2004: 29-37.

Sulandari, L dan Pangesthi, L.T. 2015. Eksplorasi Ganyong (Canna edulis) sebagai Sumber Inulin dalam Pembuatan Ragam Nasi Beras-Ganyong untuk Diversifikasi Pangan Prebiotik yang Sehat. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tahun I. LPPM Unesa, Surabaya. Tidak dipublikasikan.

Diterbitkan

2019-04-02

Terbitan

Bagian

Articles