CIRI-CIRI KEPRIBADIAN DAN KEPATUTAN SOSIAL SEBAGAI PREDIKTOR SUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF) PADA REMAJA AKHIR

Authors

  • Giyati Giyati Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Indra Ratna Kusuma Wardani Universitas Mercu Buana Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.26486/psikologi.v17i2.693

Keywords:

Ciri-ciri kepribadian Big Five Personality, kepatutan sosial Marlowe Crowne, subjective well- being

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara ciri-ciri kepribadian, kepatutan sosial dengan subjective well-being pada remaja akhir. Sampel penelitian berjumlah 186 remaja laki-laki dan perempuan, usia 18-21 tahun, telah menyelesaikan serangkaian skala subjective well-being, skala ciri-ciri kepribadian Big Five Personality dan skala kepatutan sosial Marlowe Crowne. Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan antara ciri-ciri kepribadian dan kepatutan sosial dengan subjective well-being pada remaja akhir (hipotesis pertama). Analisis korelasi Parsial digunakan untuk menguji hubungan antara ciri-ciri kepribadian dengan subjective well-being pada remaja akhir (hipotesis kedua), dan hubungan antara kepatutan sosial dengan subjective well-being pada remaja akhir (hipotersis ketiga). Hasil analisis data menunjukkan: (1) ada hubungan kuat antara ciri-ciri kepribadian dan kepatutan sosial dengan subjective well-being, dengan koefisien regresi antara ciri-ciri kepribadian dan kepatutan sosial dengan subjective well-being (kepuasan hidup Rxy = 0,449, afek positif Rxy = 0,337, dan afek negatif Rxy = 0,720) dengan nilai p < 0,01. Hasil analisis varian regresi (kepuasan hidup F = 7,549, afek positif F = 3,828, dan afek negatif F = 32,072) dengan nilai p < 0,01. Prediksi ciri-ciri kepribadian dan kepatutan sosial dengan subjective well-being pada remaja akhir antara 11,4% hingga 51,8%. (2) ada hubungan antara ciri-ciri kepribadian dengan subjective well-being, koefisien korelasi antara ciri-ciri kepribadian dan subjective well-being (kepuasan hidup rxy = 0,018-0,207; afek positif rxy = 0,011-0,244; dan afek negatif rxy = 0,195-0,438) dengan nilai p < 0,05. (3) Ada hubungan antara kepatutan sosial dengan subjective well-being, koefisien korelasi antara kepatutan sosial dan subjective well-being (kepuasan hidup rxy = 0,166; afek positif rxy = 0,175; dan afek negatif rxy = -0,143) dengan nilai p < 0,05. Kesimpulan: ciri-ciri kepribadian (Big Five Personalty) dan kepatutan sosial (Marlowe Crowne) dapat dijadikan prediktor subjective well-being pada remaja akhir.

References

Brajša-Žganec, A., Ivanovic, D., & Lipovcan, L.K.( 2011). Personality Traits and Social Desirability as Predictors of Subjective Well-Being. Psihologijske Teme, 20(2), 261-276.

Chan, R., & Joseph, S. (2000). Dimen-sions of personality, domains of aspiration, and subjective well-being. Personality and Individual Differences, 28, 347-354.

Compton, W.C. (2005). Introduction to Positive Psychology. New York: Thomson Wadsworth.

Cuellar, R. (2005). The Validation of the anger implicit association test. Disser-tation. Texas: A & M University.

DeNeve, K.M., & Cooper, H. (1998). The happy personality: A meta-analysis of 137 personality traits and subjective well-being. Psychological Bulletin, 124(2), 197-229.

Diener, E. (2000). Subjective well-being: The science of happiness and a proposal for a national indeks. American Psychologist, 55(1), 34-43.

Diener, E., Suh, E.M., & Oishi, S. (1997). Recent findings on subjective well-being. Indian Journal of Clinical Psychology, 24(1), 25-41.

Diener, E., Suh, E.M., Lucas, R.E., & Smith, H.L. (1999). Subjective well-being: Three decades of progress. Psychological Bulletin, 125, 276-302.

Fujita, F. (1991). An investigation of the relation between extraversion, neuroticism, positiveaffect, and negative affect. MS thesis. Univ.Ill., Urbana-Champaign.

Goldberg, L.R., Johnson, J.A., Eber, H.W., Hogan, R., Ashton, M.C., Cloninger, C.R., & Gough, H.G. (2006). The international personality item pool and the future of public-domain personality measures. Journal of Research in Personality, 40, 84-96.

Gordon, R. (1987). Social desirability bias: a demonstration and technique for its reduction. Journal Teaching of Psychology, 14(1),

Gutiérrez, J.L.G., Jiménez, B.M., Hernández, E.G. & Puente, C.P. (2005). Personality and subjective well-being: big five correlates and demographic variables. Personality and Individual Differences, 7(38), 1561-1569.

Judd, M. (2009). Religious orientation, context effects, and socially desirable responding. Thesis. Marietta College.

Klesges, L., Baranowski, T., Beech, B., Cullen, K., Murray, D., Rochon, J., & Pratt, C. (2004). Social desirability bias in self-reported dietary, physical activity and weight concerns measures in 8- to 10-year-old African-American girls: results from the Girls health Enrichment Multisite Studies (GEMS). Preventive Medicine, 38, 78-87.

Larsen, R.J. & Buss, D.M. (2002). Personality psychology: domain of knowledge about human nature. New York: McGraw Hill.

Lykken, D., & Tellegen, A. (1996). Happiness is a stochastic pnenomenon. Psychol. Sci. 7, 186-89.

Maulita, E.S. (2012). Pengaruh pola asuh autoritatif dan konsep diri terhadap subjective well-being pada remaja. Tesis (tidak dipublikasikan). Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Myers, D.G., & Diener, E. (1995). Who is happy? Psychological Science, 6(1), 10-19.

Paulhus, D.L., & Reid, D.B. (1991). Enhancement and denial in socially desirable responding. Journal of Personality and Social Psychology, 60, 307-317.

Pervin, L.A., & John, O.P. (2001). Personality; theory and reasearch. 8ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.

Richman, W.L., Weisband, S., Kiesler, S., & Drasgow, F. (1999). A meta-analytic study of social desirability distortion in computer-administered questionnaires, traditional questionnaires and interviews. Journal of Applied Psychology, 84,754-775.

Rusting, C.L., & Larsen, R.J. (1998). Extraversion, neuroticism, and susceptibility to positiveand negative affect: a test of two theoreticalmodels. Personal. Individ. Differ, 22, 607–12.

Ryan, R.M., & Deci, E.L. (2001). On happiness and human potentials: A review of research on hedonic and eudaimonic well-being. Annual Review of Psychology, 52,141-166.

Salami, S.O. (2010). Emotional intelligence, self-efficacy, psuchological well-being and student’s attitudes: implications for quality education. European Journal of Educational Studies, 2(3), 247-257.

Santrock, John W. (2002), Live – Span Developmen, Alih Bahasa: Achmad Chusairi, Perkembangan Masa Hidup, Edisi Ke 5, Jilid 1-2, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Schmutte, P.S., & Ryff, D.C. (1997). Personality and well-being: what is the connection? Journal of Personality and Social Psychology, 73, 549-559.

Setiono., & Lili H. (2002). Beberapa Permasalahan Remaja, dalam http://www.e-psikologi.com.

Suldo, S.M. (2009). Parent-child relationship. In R. Gilman, E.S., Huebner, dan M.J. Furlong. Handbook of Positive Psychology in School. Taylor dan Francis Routledge, New York, p. 245-256.

Trzcinski, E., & Holst, E. (2008). Subjective well-being among young people in transition to adulthood. Social Indicators Research, 87(1), 83-109.

Widhiarso, W. (2011). Evaluasi properti psikometris skala kepatutan sosial adaptasi dari Marlowe-Crowne Social Desirability Scale. Insani, 13(03), 138-148.

Widhiarso, W. (2012). Mendeteksi respon error pada skala psikologi melalui respons kepatutan sosial. Jurnal Penelitian, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, p. 1-13.

Widhiarso, W., & Suhapti, R. (2007). Eksplorasi karakteristik aitem skala psikologis yang rentan terhadap tipuan respon. Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada.

Widuri, E.L. (2010). Kepribadian big five dan strategi regulasi emosi ibu anak ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Humanitas, 7(2), 123-137.

Willis, Sofyan S. (2005). Remaja dan masalahnya mengupas berbagai bentuk kenakalan remaja seperti narkoba, freesex dan pemecahannya. Bandung: CV Alfabeta.

Zickar, M.J, Gibby, R.E., & Robie, C. (2004). Uncovering faking samples in applicant, incumbent, and experimental data sets: an application of mixed-model item response theory. Organizational Research Methods, 7(2), 168-190.

Downloads

Published

2015-08-25

How to Cite

Giyati, G., & Wardani, I. R. K. (2015). CIRI-CIRI KEPRIBADIAN DAN KEPATUTAN SOSIAL SEBAGAI PREDIKTOR SUBJECTIVE WELL-BEING (KESEJAHTERAAN SUBYEKTIF) PADA REMAJA AKHIR. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 17(2), 151–168. https://doi.org/10.26486/psikologi.v17i2.693

Issue

Section

Articles