FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FINANCIAL DISTRESS PEMERINTAH DAERAH

Penulis

  • Ika Wulandari Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Nugraeni Nugraeni Universitas Mercu Buana Yogyakarta
  • Zaenal Wafa Universitas Mercu Buana Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.26486/jramb.v4i2.639

Kata Kunci:

Financial distress, ROA, POSGW, FETOR, DTR

Abstrak

Memprediksi mengenai potensi kebangkrutan sangat penting sebagai bahan evaluasi kinerja pemerintah daerah yang selama ini terjadi. Sehingga dapat diambil suatu kebijakan untuk memperbaiki kondisi dan kinerjanya. Indikasi kebangkrutan suatu daerah dapat dilihat melalui informasi yang terdapat dalam laporan keuangannya. Financial distress merupakan ketidakmampuan pemerintah untuk menyediakan dana (kesulitan keuangan) yang berakibat ketidakmampuan pemerintah untuk memberi pelayanan pada publik sesuai standar minimal mutu pelayanan yang telah ditetapkan (Jones dan Walker, 2007). Penelitian ini bertujuan untuk menetahui faktor-faktor yang mempengaruhi financial distress pemerintah daerah di Indonesia berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30/2011 tentang Pinjaman Daerah. Sebanyak 15 Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota selama tiga tahun berturut-turut yang mendapatkan adverse opinion dan disclaimer opinion atas laporan keuangan yang dijadikan sampel. Analisis data menggunakan Multiple Regression Analysis. Hasilnya return on asset (ROA), position government wealth ratio (POSGW), fixed cost to operating revenue (FETOR) dan debt to revenue (DTR) berpengaruh terhadap Financial distress.

Referensi

Altman, Edward I, 1968. Financial Ratios, Discriminant Analysis and The Prediction of Corporate Bankruptcy. Journal of Finance, 23(4): 137-152.

Barnes, P. 1987. The Analysis and Use of Financial Ratio; A Review Article. Journal of Bussines, Finance and Accounting.14: 449-461.

Foster, George. 1994. Financial Statement Analysis. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.

Gordon, G dan Jordan, C. 1988. Predicting Financial Distress of Texas Savings and Loans. Southwest Journal of Business and Economics. 5: 21-64.

Groves. S. Godsey, dan Shulman. 2001. Financial Indicator for Local Government. Public Finance International City Management Association. 9: 243-255.

Halim, Abdul dan Damayanti. 2008. Manajemen Keuangan Daerah: Seri Bunga Rampai. BPFE. Yogyakarta.

Jones, Stewart dan R., G., Walker. 2007. Explanators of Local Goverment Distress. ABACUS. 43(3): 396-418.

Nugraeni, Budiantara. (n.d.). 2015. Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan dan Implikasinya Terhadap Akuntabilitas Kinerja. Jurnal dinamika Maret

Peraturan Pemerintah Nomor: 30 Tahun 2011. Tentang Pinjaman Daerah.

-----------------------------,Nomor: 71 tahun 2010. Tentang Standar Akuntansi Pemerintah.

Plammer, E., Hutchison, P., dan Patton, T. 2007. GSAB No. 34’s Government Financial Reporting Model: Evident on Its Information Relevan. The Accounting Review. 82(1): 205-240.

Platt, H., dan M. B. Platt. 2002. Predicting Financial distress. Journal of Financial Service Professionals. 56: 12-15.

Reck, J. L., E., R, Wilson, D. Gotlob, dan M. Lawrence. 2004. Government Capital Markets Research in Accounting: A Review. Extension and Directions Future. Research in Governmental and Nonprofit Accounting. 11: 1-33.

Ryan, Christine, Dunstan, Keitha dan Brown, Jennet. 2002. The Value of Public Sector Annual Reports and Annual Reporting Awards in Organisational Legitimacy†Accounting, Accountability and Performance. 8(1): 61-76.

Steven, J., dan McGowen, R. 1983. Financial Indicators and Trends for Local Government: A State-Based Policy Perspective. Policy Study Rivew. 2(3): 33-51.

Sutaryo, Sutopo Bambang, Setiawan Doddy, 2010, Nilai Relevan Informasi Laporan Keuangan Terkait Financial Distress Pemerintah Daerah, SNA XIII, Purwokerto.

Zu’amroh, Surroh. 2005. Perbandingan Ketepatan Klasifikasi Prediksi Kepailitan Berbasis Akrual dan Berbasis Aliran Kas. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) VIII. Solo. 15-16 September

Diterbitkan

2018-11-26

Terbitan

Bagian

(JRAMB) Jurnal Riset Akuntansi Mercu Buana