Psikoedukasi online untuk menurunkan sikap permisif perilaku seksual pra-nikah pada remaja sebagai upaya preventif resiko pernikahan usia dini di masa pandemi Covid-19
Abstract
Kabupaten Kulonprogo memiliki angka pernikahan anak usia dini dan kehamilan di luar pernikahan yang
tinggi. Pernikahan usia dini yang dilakukan oleh remaja berusia 13 - 18 tahun membawa banyak dampak
buruk pada kondisi kesehatan dan psikologis. Salah satu penyebab tingginya angka tersebut adalah karena
banyaknya perilaku seksual pra-nikah yang dilakukan oleh para remaja. Untuk mengurangi resiko ini,
diperlukan sebuah kegiatan edukasi para remaja agar menjauh dari perilaku seksual pra-nikah yang
menyebabkan pernikahan dini atau kehamilan pra-nikah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menurunkan sikap permisif perilaku seksual pra-nikah pada remaja melalui pemberian psikoedukasi seksual
pra-nikah secara online. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total
partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah 10 orang yang terdiri dari 5 remaja laki-laki dan 5 remaja
perempuan. Metode penelitian yang dilakukan adalah eksperimental dengan desain one-group pretest-
posttest design. Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan Reiss Premarital Sexual Permissiveness
Scale untuk mengukur sikap permisif perilaku seksual pra-nikah. Analisis data menggunakan uji beda
paired sample t-test untuk mengetahui perbedaan skor sikap permisif antara sebelum dan setelah pelatihan.
Hasil yang didapat dari psikoedukasi online adalah menurunnya skor sikap permisif perilaku seksual pada
partisipan penelitian.
References
Alexander. Y. S., & Patrica, B. (2019). Psikoedukasi “remaja muda†untuk meningkatkan
asertivitas anti-seks pranikah. Gadjah Mada Journal of Professional Psychology, 5(2),
–195. doi:10.22146/gamajpp.50255.
Amu, M. (2020). Determinan pernikahan dini pada remaja putri. Journal Midwifery, 7(1), 13-22.
doi:10.52365/jm.v6i1.308
Avery L., & Lazdane, G. (2015). What do we know about sexual and reproductive health of
adolescents in Europe?. Europe Journal Contraception Reproduction Health Care, 15(2),
–66.
Azwar, S. (2012). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Chen, R. N., Liang, S. W., Peng, Y., Li, X. G., Chen, J., & Tang, S. Y. (2020). Mental health status
and change in living rhythms among college students in China during the Covid-19
pandemic : A large-scale survey. Journal of Psychosomatic Research, 137.
Cueto S., & Leon J. (2016). Early sexual initiation among adolescents: A longitudinal analysisfor
- year-olds in Peru. Interamerican Journal of Psychology, 50(2), 186-203.
CNN Indonesia. (2021). 462 orang hamil di luar nikah selama pandemi Covid 19 di Yogyakarta.
Diakses dari : https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210930092906-20-701363/462orang-
hamil-di-luar-nikah-selama-pandemi-di-yogyakarta
Dermawan, W., Darmawan, I., & Ummah, M. (2021). Penguatan kesadaran remaja mengenai
dampak pernikahan dini terhadap kesehatan reproduksi. Jurnal SOLMA, 10(2), 301-314.
https://doi.org/10.22236/solma.v10i2.5470.
Dong, C., Cao, S., & Li, H. (2020). Young children’s online learning during Covid-19 pandemic:
Chinese parent’s beliefs and attitudes. Children and Youth Services Review, 118.
Erikson, E. H. (1978). Identity: Youth and crisis. New York: Norton.
Farisandy, D. E., & Surjaningrum, E. R. (2019). Pelatihan “sex? It isn’t taboo anymore†untuk
meningkatkan pengetahuan dan asertivitas seksual remaja. Psympathic: Jurnal Ilmiah
Psikologi, 6(2), 229-240. doi:10.15575/psy.v6i2.4287.
Hawes, Z. C., Wellings, K., & Stephenson, J. (2010). First heterosexual intercourse in the United
Kingdom: A review of the literature. Journal of Sex Research, 47(2-3), 137–152.
https://doi.org/10.1080/00224490903509399
Indana. N. F, Noviekayati. I., Saragih. S. (2017). Efektivitas psikoedukasi seks pranikah untuk
menurunkan perilaku seks bebas pada siswa SMP ditinjau dari tipe kepribadian.
Psikoislamika: Jurnal Psikologi dan Psikologi Islam, 14(2), 16-20.
https://doi.org/10.18860/psi.v14i2.6505
Isnaini, N., & Sari, R. (2019). Pengetahuan remaja putri tentang dampak pernikahan dini pada
kesehatan reproduksi di SMA Budaya Bandar Lampung. Jurnal Kebidanan, 5(1), 77-80.
doi:10.33024/jkm.v5i1.1338.
Kaplan, D. L., Jones, E. J., Olson, C., Cristina, B., & Yunzal, B. (2013). Early age of first sex and
health risk in an urban adolescent population. Journal of School Health, 83(5), 350–356.
doi:10.1111/josh.12038.
Kuku, S. W., Isa, A. H., & Rahman, M. (2021). The cause of early age marriage at Kecamatan
Kabila Kabupaten Bone Bolango. SPEKTRUM : Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 9(2),
-207. doi:10.24036/spektrumpls.v9i2.112527.
Kusumastuti, W. (2017). Pengaruh metode psikoedukasi terhadap perilaku seksual pranikah pada
remaja putri. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 2(2), 155-166.
https://doi.org/10.23917/indigenous.v2i2.4461.
Melgaard, J., Monir, R., Lasrado, L. A., & Fagestrom,A. (2022). Academic procrastination and
online learning during the Covid-19 pandemic. Procedia Computer Science, 196, 117-124.
https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.11.080.
Pranita, E. (2021). Peringkat ke-2 di ASEAN, begini situasi perkawinan anak di Indonesia.
Diakses pada 20 Januari 2022 dari :
https://www.kompas.com/sains/read/2021/05/20/190300123/peringkat-ke-2-di-aseanbegini-
situasi-perkawinan-anak-di-indonesia?page=all
Putri, S. C. (2021). Sejak januari 2021, Ada 48 pasang remaja di Kulon Progo ajukan dispensasi
nikah. Diakses pada 19 Januari 2022 dari: https://jogja.tribunnews.com/2021/10/11/sejakjanuari-
-ada-48-pasang-remaja-di-kulon-progo-ajukan-dispensasi-nikah
Rahiem, M. D. H. (2021). Remaining motivated despite the limitations: University student’s
learning propensity during the Covid-19 pandemic. Childresn and Youth Service Review,
, 1-14. https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.105802.
Rawat, M., & Sehrawat, A. (2021). Another fallout of Covid-19: Increase in child marriage. Asia
Pacific Journal of Public Health, 2(1). https://doi.org/10.1177/10105395211053741.
Soller, B., Haynie, D.L., & Kuhlemeier, A. (2017). Sexual Intercourse, romantic relationship in
authenticity, and adolescent mental health. Social Science Research, 64, 237-248.
doi:10.1016/j.ssresearch.2016.10.002.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian pendidikan: Pendekatan kuantitatif, kualitatif, R&D.
Bandung: Alfabeta..
Sulistiyowati, A., Matulessy, A., & Pratikto, H. (2018). Psikoedukasi seks untuk mencegah
pelecehan seksual pada anak prasekolah. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 6(1), 17-27.
https://doi.org/10.22219/jipt.v6i1.5171.
Supratiknya, A. (2011). Merancang program dan modul psikoedukasi. Yogyakarta: Universitas
Sanata Dharma.
Tougas, A. M., Tourigny, M., Lemieux, A., Lafortune, D., & Proulx, J. (2014). Psychoeducational
group for juvenile sex offenders: Outcomes and associated factors. Hellenic Journal of
Psychology, 11(3), 184–207.
Vasilenko, S. A., Ram, N., Lefkowitz, E. S. (2011). Body image and first sexual intercourse
in late adolescence. Journal of Adolescence, 34, 327-335.
Widanarti, M., & Nashori, F. (2015). Pengaruh pendidikan seksual islami terhadap sikap permisif
terhadap perilaku seksual pranikah pada remaja. Jurnal Psikologi Mandiri: Sekolah Tinggi
Psikologi Yogyakarta, 1(2), 59-67.
Wylie, H. (2021). 10 million additional girls at risk of child marriage due to Covid-19. Diakses
pada 17 Januari 2022 : https://www.unicef.org/press-releases/10-million-additional-girlsrisk-
childmarriage-due-covid-19.
Yulianti, Y. (2022). Online psychoeducation about the dangers of early marriage against the high
incidence of divorce during the pandemic. Indonesian Journal for Health Sciences, 6(1),