PENGUJIAN MUTU MADU YANG BEREDAR DI BANDAR LAMPUNG SECARA KIMIA DAN SECARA SEDERHANA

Authors

  • Otik Nawansih Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Fibra Nurainy Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Azhari Rangga Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung
  • Nur Anisa HTF Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu madu yang beredar di Bandar Lampung.Penelitian dilakukan secara bertahap, tahap pertama adalah inventarisasi penjual madu dan penentuan lokasi sampling madu di Bandar Lampung.Tahap kedua adalah pengambilan sampel secara purposive sampling (10 sampel) dan wawancara kepada distributor. Tahap ketiga sampel madu dilakukan pengujian mutu secara kimia (kadar sukrosa, kadar air, padatan tidak larut, kadar asam dan pH) dan secara sederhana (pemanasan di atas lilin, diteteskan ke dalam air hangat, diteteskan pada kertas koran). Data hasil uji disajikan dalam bentuk table/grafik dan dibandingkan dengan standar mutu madu SNI 01-3545-2004 serta dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 10 sampel ada 4 sampel (A, B, G dan I) tidak memenuhi persyaratan kadar sukrosa maksimal 5%; semua sampel tidak ada yang memenuhi persyaratan padatan tidak larut maksimal 0,5%;  Hanya satu sampel (J) yang tidak memenuhi persyaratan KA maksimal 22%; Berdasarkan tiga uji sederhana yang dilakukan, uji sederhana dengan meneteskan pada kertas koran cukup sensitiv untuk mendeteksi kadar air madu apakah melebihi persyaratan atau tidak. Sedangkan uji sederhana dengan pemanasan di atas lilin dan meneteskan ke dalam air hangat kurang sensitiv untuk mendeteksi apakah kadar sukrosa melebihi persyaratan SNI atau tidak

References

BSN, 2004.Standar Nasional Indonesia MaduSNI 01-3545-2004.

BSN, 1992.Standar Nasional IndonesiaCara Uji Makanan dan Minuman. SNI 01-2891-1992

Departemen Kehutanan, 2002. Data dan Informasi Kehutanan Provinsi Lampung. Badan Planologi Kehutanan. Lampung.

Prasetya and Andi, B. 2014.Perbandingan Mutu Madu Lebah Apis Mellifera Berdasarkan Kandungan Gula Pereduksi dan Non Pereduksi di Kawasan Karet (Hevea brasiliensis) dan Rambutan (Nephelium Lappaceum). Jurnal.Universitas Brawijaya.

Salim, A. 1992.Inventarisasi Penanganan dan Kualitas Madu Lebah pada Beberapa Sentra Produksi di Provinsi Lampung.Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sari, R. 2012.Manfaat Madu.http://manfaatmadu.com/category/manfaatmadu/1maret2012/. Diakses pada 22 Januari 2016.

Sihombing, D.T.H. 2005.Ilmu Ternak lebah Madu.Gadjah Mada University Press.Yogyakarta.

Sumoprastowo, R.M. dan R. Agus Suprapto.1987. Beternak Madu Lebah Modern.Bhatara Karya Aksara. Jakarta.

Suranto, A. 2004, Khasiat dan Manfaat Madu Herbal, Agromedia Pustaka, Tangerang.

Susanto, A. 2007.Terapi Madu. Penebar Swadaya. Jakarta. 26-33

Suseno, 2009.Uji Mutu Madu yang Dipasarkan di Pasar Gede Surakarta Ditinjau dari Kandungan Enzim diastase, Aktivitas Enzim Diastase dan Kadar Sukrosa.Jurnal Kimia dan Teknologi Vol.5 No.2. Universitas Setia Budi. Surakarta

Wardhani, T.S. 2002. Analisis Madu Lebah Lokal (Apis indica Fabr) di Desa Kerawangsari Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Laporan Kerja Praktek. FMIPA. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Wirakusumah, E. P., 2010. Sehat Cara Alqur’an dan Hadist, Mizan Publika, Jakarta Selatan, 86.

Wulandari, D. 2017. Kualitas Madu (Keasaman, Kadar Air dan Kadar Gula Pereduksi) Berdasarkan Perbedaan Suhu Penyimpanan.Jurnal Kimia Riset Vol.2 No.1.universitas Nahdatul Ulama. Surabaya.

Yuliarti, N. 2015.Khasiat Madu Untuk Kesehatan dan Kecantikan. Rapha Publishing. Yogyakarta.

Downloads

Published

2019-04-02

Issue

Section

Articles