PERAN ORANGTUA DALAM MENDUKUNG KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS REMAJA DI ERA DIGITAL
Abstract
Era digital ditandai dengan arus teknologi yang semakin meningkat di kehidupan masyarakat terutama dalam kehidupan remaja. Perkembangan teknologi yang begitu pesat melahirkan nilai positif dan negatif secara bersamaan dan memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan remaja. Hal ini diperlukan peran serta orangtua dalam mengarahkan remaja untuk bersikap bijak dalam menghadapi arus teknologi yang sangat pesat. Penelitian ini menggunakan hasil kajian literatur dengan mereview 6 jurnal nasional dan 6 jurnal internasional dengan tujuan untuk menganalisa sejauh mana era digital dalam mempengaruhi kesejahteraan psikologis remaja dan peran orangtua dalam mengarahkan remaja untuk menggunakan media digital dengan tepat. Hasil yang didapatkan bahwa semakin tinggi intensitas remaja terhadap penggunaan media digital semakin rendah kesejahteraan psikologis remaja. Rendahnya kesejahteraan psikologis ditunjukkan dengan depresi, ketidakbahagiaan, dan faktor risiko bunuh diri yang meningkat terutama pada remaja perempuan. Peran orangtua dengan menerapkan pola asuh yang tepat sangat diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis remaja dalam menggunakan media digital dan meminimalisir terjadinya kesejahteraan psikologis yang rendah pada remaja.References
Anderson, M., & Jiang, J. (2018). Teens, social media, & technology 2018. Retrieved from Pew Research Center website: http://www.pewinternet.org/2018/05/31/teens-social-mediatechnology-2018/.
Ascharisa, Mettasatya, A. (2008). Personal branding remaja di era digital. Jurnal Komunikasi, 11(10), 20-30.
Aslan. (2019). Peran pola asuh orangtua di era digital. Jurnal Studia Insania, 7(1), 20-34.
Chalim S., & Anwas. (2018). Peran orangtua dan guru dalam membangun internet sebagai sumber pembelajaran. Jurnal Penyuluhan, Maret 2018, 14(1), 33-42.
Common Sense Media. (2015). The common sense census: Media use by tweens and teens. Retrieved from https://www.commonsensemedia.org/sites/default/files/ uploads/ research/census_researchreport.pdf
Faisal, N. (2016). Pola asuh orang tua dalam mendidik anak di era digital. Jurnal An-Nisa, 9(2), 121–137.
Fox, J., & Vendemia, M.A. (2016). Selective self-presentation and social comparison through photographs on social networking sites. Cyberpsychology Social Networking, 19(10), 593-600.
Hairina, Y. (2016). Prophetic parenting sebagai model pengasuhan dalam pembentukan karakter (akhlak) anak. Jurnal Studia Insania, 4(1), 79–94.
Hakim, S.N., Raj, A.A., & Prastiwi, D.F.C. (2017). Remaja dan internet. Prosiding Semnas Penguatan Individu di Era Revolusi Informasi,3(2), 311-319.
Hasnawati, H. (2013). Pendidikan akhlak dalam pola asuh orang tua. None, 28(3), 439–454.
Hayyumas, M. (2016). Pola interaksi hubungan orang tua dengan anak di era digital. Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hogue, J.V., & Mills, J.S. (2019). The effects of active social media engagement with peers on body image in young women. Body Image, 28, 1-5.
Pertiwi, W.K. (2021). Pengguna internet indonesia tembus 200 juta, hampir semua "online" dari ponsel. Retrieved from https://tekno.kompas.com/read/ 2021/02/24/07020097/pengguna-internet indonesia-tembus-200-juta-hampir-semua-online-dari-ponsel.
Przybylski A.K., & Weinstein N. (2017). A large-scale test of the goldilocks hypothesis: Quantifying the relations between digital-screen use and the mental well-being of adolescents. Psychological Science 2017, 28(2) 204 –215.
Odgers, L.C., & Jensen R.M. (2020). Annual research review: Adolescent mental health in the digital age: Facts, fears, and future directions. Journal of Child Psychology and Psychiatry (2020), 61(3), 336-348.
Rahmat, S.T. (2018). Pola asuh yang efektif untuk mendidik anak di era digital. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 10(2), 137-273.
Santosa, T. E. (2015). Raising children in digital era – pola asuh efektif untuk anak di era digital. Jakarta: PT Gramedia.
Silitonga, P.D. (2019). Peran orangtua dalam pembentukan identitas remaja pada era digital. SEJ (School Education Journal,) 19(4), 527-548.
Gunarsa, S. D. & Singgih, Y. (2008). Psikologi perkembangan anak dan remaja (cetakan ke 13). Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Spiller, H.A., Ackerman, J.P., Spiller, N.E, & Casavant, M.J. (2019). Sex-and age-specific increases in suicide by self-poisoning in the United States among youth and young adults from 2000 to 2018. Journal of Pediatric, 210, 201-208.
Steers, M.N., Wickham, R.E., & Acitelli, L.K. (2014). Seeing everyone else’s highlight reels: How Facebook usage is linked to depressive symptomps. Journal of Social and Clinical Psychology, 33(8), 701-731.
Susanto, A. (2015). Bimbingan dan konseling di taman kanak-kanak. Jakarta: Prenada Media.
Twenge, J.M., Spitzberg, B.H., & Campbell, W.K (2019). Less in-person social interaction with peers among U.S adolescents in the 21st century and links to loneliness. Journal of Social and Personal Relationships, 36(6), 1892-1913.
Twenge J.M & Martin G.N. (2020). Gender differences in associations between digital media use and psychological well-being: Evidence from three large datasets. Journal of Adolescence 79 (2), 91–102.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014. Perlindungan Anak. Presiden Republik Indonesia. Jakarta
Waley, J., & Sons, Ltd. (2008). What can parents do? new insights into the role of parents in adolescent problem behavior. England: West Sussex.
Wiratmo, L.B. (2020). Kompetensi literasi digital orangtua dan pola pendampingan pada anak dalam pemanfaatan media digital. Jurnal Representamen, 6(2), 81-87.
Yau J.C., & Reich, S.M. (2018). “It’s just a lot of workâ€: Adolescents’ self-presentation norms and practices on Facebook and Instagram. Journal of Research on Adolescence, 29(1), 196-209.
Yildiz, M., Orak, U., Walker, M. H., & Solakoglu, O. (2018). Suicide contagion, gender, and suicide attempts among adolescents. Death Studies, 43(6), 365-371