PENYESUAIAN DIRI PADA LINGKUNGAN SEKOLAH SEBAGAI PREDIKTOR MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA ASLI PAPUA
Abstract
Papua merupakan salah satu daerah paling timur di Indonesia yang memiliki beragam keterbatasan pada kualitas pendidikan. Siswa Papua kurang memahami pentingnya pendidikan dan esensi dari belajar. Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi intrinsik pada siswa Papua. Kondisi sosial masyarakat, geografis, ekonomi yang lemah, sekolah yang tidak memadai dan kondisi politik yang tidak mendukung sistem pendidikan di Papua. Terdapat siswa asli Papua yang berasal dari pedalaman dan bersekolah di kota, sehingga menuntut siswa asli Papua untuk melakukan penyesuaian diri pada lingkungan sekolahnya. Siswa asli Papua belum sepenuhnya dapat melakukan penyesuaian diri dengan baik sehingga hal ini akan mempengaruhi motivasi belajar pada siswa. Motivasi belajar adalah daya penggerak dalam diri individu yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar, dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki dapat tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyesuaian diri pada lingkungan sekolah dengan motivasi belajar padasiswa asli Papua di SMA X Merauke. Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara penyesuaian diri pada lingkungan sekolah dengan motivasi belajar pada siswa asli
Papua. Populasi penelitian ini berjumlah 79 siswa asli Papua. Metode pengumpulan data menggunakan Skala Motivasi Belajar dan Skala Penyesuaian Diri Pada Lingkungan Sekolah. Teknik pengambilan sampel yaitu sampling jenuh. Analisis data menggunakan korelasi product moment.Hasil penelitian membuktikan terdapat hubungan positif dan signifikan antara penyesuaian diri pada lingkungan sekolah dengan motivasi belajar pada siswa asli Papua (r= 0,268, p< 0,01).
References
Agustiani. (2009). Psikologi perkembangan. Jakarta: Aditama.
Arikunto, S. (2016). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktis. Jakarta: Bhineka Cipta.
Badan Pusat Statistik. (2020). Diakses tanggal 1 Februari 2020. Angka partisipasi sekolah (APS), https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1054
Delima. (2016). Konsep diri dan motivasi belajar matematika mahasiswa program studi sistem informasi. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika, 5(2), 235-238.
Desmita. (2017). Psikologi perkembangan peserta didik; Panduan bagi orang tua dan guru dalam memahami psikologi anak, usia SD, SMP, dan SMA. Bandung: Resmaja Rosdakarya
Hidayah, N. (2015). Integralistik bimbingan konseling dalam pendidikan karakter siswa di sekolah dasar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Kasari & Sawitri. (2018). Hubungan antara penyesuaian diri dengan motivasi belajar pada siswa kelas X di SMA Negeri 8 Purworejo. Jurnal Empati, 7(1), 368-372.
Kompas. (2011, 25 Oktober). Suram pendidikan untuk semua. Kompas.com. Di unduh https://lifestyle.kompas. com/read/2011/03/02/19062358/suram.pendidikan.untuk.semua.
Marisa, Firtiyanti, & Utami (2018). Hubungan pola asuh orangtua dengan motivasi belajar remaja. Jurnal
Konseling dan Pendidikan, 6(1), 1-8.
Mesmor., Rahamma., & Unde (2013). Pemahaman orang tua tentang informasi program wajib belajar pendidikan
dasar dalam memotivasi anak suku malind untuk belajar di Kabupaten Merauke. Jurnal Komunikasi KAREBA, 2(3), 234-240.
Nastasia, K. (2017). Hubungan antara motivasi belajar dengan penyesuaian diri pada siswa SMA Kartika 1-5 Padang. Jurnal PSYCHE 165 Fakultas Psikologi, 10(2), 130-136.
Sardiman, A. M. (2011). Interaksi & motivasi belajar mengajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Suciani., & Rozali. (2014). Hubungan dukungan sosial dengan motivasi belajar pada mahasiswa universitas esa unggul. Jurnal Psikologi, 12(2), 43-47.
Sugiyono. (2016). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Triyanto. (2019). The academic motivation of papuan students in sebelas maret university indonesia. Journals.sagepub.com/home/sgo. 1-7.