METODE PEMBELAJARAN KARAKTER BERDASARKAN DINAMIKA PERKEMBANGAN OTAK

Authors

  • Nonny Swediati IRTD – Klinik Taman Bocah

Abstract

Aspek yang sangat mendasar dalam proses belajar, berpikir, kreativitas, dan inteligensi tidak hanya ada atau terjadi dalam otak, tetapi proses tersebut berlangsung di seluruh tubuh dan bergerak. Fungsi Penginderaan melalui mata, telinga, hidung, lidah, kulit dan alat sensoris lainnya sesungguhnya merupakan fondasi dari pengetahuan manusia. Tubuh menjadi media yang mengumpulkan berbagai informasi tentang dunia luar melalui berbagai indera sensori tersebut. Gerakan adalah
bagian tak terpisahkan dari seluruh proses mental. Dapat disimpulkan bahwa Penginderaan dan Gerakan tubuh menjadi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan otak sejak seseorang masih berupa embrio dalam kandungan hingga usia lanjut. Penginderaan maupun Gerakan Tubuh yang menunjang perkembangan otak hanya dapat terealisasi dalam situasi yang nyaman dan tidak terancam. Kondisi yang menimbulkan stres terhadap salah satu atau keduanya akan
menghambat atau bahkan menghentikan proses belajar yang sedang berlangsung Teori Triune Brain dan diaplikasikan dalam pendidikan memudahkan untuk mempelajari bagaimana terjadinya proses
belajar yang menyenangkan sesuai dengan perkembangan otak. Kemudian konsep belajar dengan seluruh tubuh, bergerak, bermain dan keterhubungan merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran. Penerapan prinsip-prinsip ini pada anak-anak usia prasekolah serta anak-anak dengan kesulitan belajar di beberapa sekolah di daerah, terbukti berhasil membantu proses belajar mereka menjadi lebih mudah dan menyenangkan, dan dengan demikian hasilnyapun lebih baik juga.

References

Demuth, E. (2017). Hand out brain gym (senam otak) : Tiga dimensi otak dan 26 gerakan. Yayasan Kinesiologi Indonesia.

Dennison, P. E. (1987). Educ-K for kids. California: Edu-Kinesthetics. Inc.

Dennison, P. E. (1998). Switching on the whole brain answer to dyslexia. California: Edu-Kinesthetics. Inc.

Dennison, P. E. (2006). Brain gym and me: Reclaiming the pleasure of learning. California: Edu-Kinesthetics. Inc.

Dennison, P. E. (2010). Brain gym teacher edition. California: Edu-Kinesthetics. Inc.

Glenberg, A. (2010). Embodimen as a unifying perspective for psychology In Wiley Interdiciplinary Reviews. Cognitive Science, 1.

Hannaford, C. (2002). Awakening the chlld heart. Hawaii: Jamila Nur Publising.

Hannaford, C. (2005). Smart moves: Why learning is not all in your head. Salt Lake City: Great River Books.

Inaya, G. (2016). Perbedaan perkembangan motorik halus anak usia 4-5 tahun siswa TK Papahan 03 sebelum dan sesudah senam otak di Karanganyar. Skripsi S1 Program Studi Kebidanan STIKES Ngudi Waluyo Ungaran.

Jacob, & David, R. (2016). How does exercise benefit cognition? Scientific American Mind edition Sept/Oct.

Kampermann, G., & Fred, G. H. (1999). New nerve cells for the adult brain. Scientific American edition May, 48-53.

Koester, C. (2004). Interfacing brain gym with children who have special needs: Course manual for brain gym. California: Edu-Kinesthetics, Inc.

MacLean, P. D. (1990). The triune brain evolution. New York: Plenus Press.

Setiyanto, A. (2019). Pengaruh brain gym terhadap peningkatan kemampuan kognitif dan perubahan emosi pada anak usia pra sekolah di TK Kristen Widya Wacana, Purwodadi . Skripsi S1 Program studi Keperawatan Universitas Muhammaddiyah Kudus.

Trost, S. G. (2006). Physical education, physical activitiy and academic performance active living research in San Diego State University. Fall Research Brief Journal edition March , 30-31.

Van, H. P., Kampermann, G., & Fred, H. G. (1999). Running increases cell proliferation nuerogenesis in the adult mouse. Nature Neuroscience edition March, 266-270.

Downloads

Published

2020-09-25