MEMBANGUN RESILIENSI MANTAN PECANDU NAPZA: STUDI KASUS YOGYA CARE HOUSE

Authors

  • Fx. Wahyu Widiantoro Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
  • Sri Sunu Widyaningsih Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan bagaimana model membangun daya juang pada mantan pecandu NAPZA. Pemahaman tentang kecanduan diperlukan untuk memberikan gambaran tentang kondisi mental para pecandu dan proses perubahan yang harus dialami selama melakukan proses rehabilitasi. Proses pemulihan dalam Panti Rehabilitasi dengan penerapan Therapeutic Community menjadi pilihan untuk dibahas terutama sebagai upaya membangun karakter yang memiliki daya juang pada mantan pecandu NAPZA. Mantan pecandu NAPZA merupakan individu yang telah berhasil melalui proses melepaskan diri dari ketergantungan terhadap NAPZA. Berdasarkan data observasi bahwa selain masalah relapse, pada mantan pecandu NAPZA juga terdapat masalah baik secara intrapersonal maupun interpersonal. Masalah intrapersonal terdiri dari rendahnya kemampuan meregulasi emosi dan optimisme, ketidakmampuan untuk meyakini diri sendiri, dan ketidakmampuan untuk memecahkan masalah. Sedangkan masalah interpersonal antara lain seperti hubungan yang tidak memadai dengan lingkungan sekitar dan harga diri yang rendah karena adanya stigma negatif. Upaya mempertahankan diri agar tidak relapse, serta dapat membangun kembali kehidupan dan menjadi lebih baik maka dibutuhkanlah suatu kemampuan untuk dapat bertahan dalam keadaan yang sulit. Daya juang untuk bertahan dalam keadaan yang menyulitkan disebut dengan resiliensi. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah dua mantan pecandu NAPZA yang telah pulih dari kecanduannya dan dinyatakan sudah selesai masa rehabilitasi, yaitu BM, berusia 21 tahun
dan DI, berusia 22 tahun. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data yaitu dua subjek dan satu konselor yang menguatkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap mantan pecandu NAPZA dapat memiliki kemampuan resiliensi yang baik. Subjek merasa bahwa terdapat banyak pengalaman, pengetahuan, hikmah, dan keterampilan yang akhirnya dapat dipelajari setelah menjalani proses rehabilitasi. Kedua subjek penelitian merasa bangga atas kemampuan resiliensi yang dimiliki, dan hingga kini masih dapat mempertahankan kepulihan dari ketergantungan terhadap narkoba.

References

Abolghasemi, A., & Rajbi, S. (2013). The role of self regulation and affective control in predicting interpersonal reactivity of drug addicts. International Journal of High Risk Behaviors & Addiction, 2(1), 28-33.

BNN. (2015). Executive summary press release akhir tahun. Diunduh pada 20 Februari 2019 dari https://id.scribd.com/document/330343882/Press-Release-Akhir-Tahun-2015-Bnn.

BNN & Puslitkes UI. (2015). Laporan akhir survei nasional perkembangan penyalah-guna narkoba tahun anggaran 2014. Depok: BNN & Puslitkes UI.

Connor, K. M., & Davidson, M.D. (2003). Development of a new resilience scale: The Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC). Depression and Anxiety, 18, 76-82.

Creswell, J. W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar (Karya asli terbit 2009).

Dwyer, N. (2007). Strengthening the human spirit: The road to resilience. The Griffith Child Care Centre Inc.

Kencanawati, S.S.S. (2015). Uji coba rancangan modul pelatihan untuk meningkatkan resiliensi pada remaja antan pecandu narkoba dalam menghadapi permasalahan di lingkungan Keluarga. Fakultas Psikologi Universitas Padjajaran: Bandung.

Kipper, D., & Whitney, S. (2010). The Addiction solution: Unraveling the mysteries of addiction cutting-edge brain science. New York: Rodale Inc.

Lai, H. M. X., Cleary, M., Sitharthan, T., & Hunt, G. E. (2015). Prevalence of comorbid substance use, anxiety and mood disorders in epidemiological surveys, 1990-2014: A systematic review and meta-analysis. Drug and Alcohol Dependence, 154, 1–13.

Moleong, L. J. (2002). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, L. J. (2011). Metodologi penelitian kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya

Norman, E. (2000). Resiliency enhancement: Putting the strength perspective into social work practice. New York: Columbia University Press.

Pearson, Jennifer, Hall, & Dariene, K. (2012). Building resilience in young children. Ontario: Health Nexus Sante.

Poerwandari, K. E. (1998). Pendekatan kualitatif dalam penelitian psikologi. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi (LPSP3) UI.

Rafaiee, R., Olyaee, S., & Sargolzaiee, A., (2013). The relationship between the type of crime and drugs in addicted prisoners in zahedan central prison. Int J High Risk Behav Addict, 2(3), 139-140.

Reivich, K., & Shatte, A. (2002). The resilience factor: 7 essential skills for overcoming life’s inevitable obstacles. New York : Broadway Books.

Sitasari, N. W. (2007). Konsep diri dan penyesuaian diri mantan pengguna NAPZA. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta: Surakarta.

Smestha, B. R. (2015). Pengaruh self-esteem dan dukungan sosial terhadap resiliensi mantan pecandu narkoba. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta: Jakarta.

Utami, P. (2015). Resiliensi pada mantan pengguna narkoba. Skripsi. Riau: Fakultas Psikologi Universitas

Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Downloads

Published

2020-09-25