SCHOOL WELL BEING PADA SISWA SMA YANG MELALUI PPDB JALUR ZONASI DI SURABAYA
Abstract
Diterapkannya sistem zonasi di Indonesia yang merupakan upaya pemerintah dengan tujuan untuk pemerataan pendidikan masih menuai pro dan kontra terutama dari peserta didik itu sendiri, sehingga mempengaruhi school well being siswa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana gambaran School Well Being pada peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) yang melalui PPDB Jalur Zonasi. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus. Subjek yang digunakan berjumlah 2 orang dengan karakteristikyaitu merupakan siswa SMA di Surabaya kelas 10 yang masuk melalui PPDB Jalur Zonasi. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara semi terstruktur. Hasil yang ditemukan bahwa siswa SMA yang diterima melalui PPDB Jalur Zonasi digambarkan memiliki aspek-aspek school well being, kecuali pada aspek having. Hal ini dikarenakan siswa merasa kurang nyaman dengan kondisi sekolahnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa jalur zonasi memiliki dampak terhadap penilaian siswa secara positif terhadap lingkungan sekolahnya atau disebut dengan school well being. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran kepada sekolah agar dapat menerapkan program-program yang sesuai dalam rangka menangani masalah yang berkaitan dengan zonasi.
References
Andina, E. (2017). Sistem zonasi dan dampak psikososial bagi peserta didik. Majalah Info Singkat Kesejahteraan Sosial, 9.
Creswell, J. W., & Creswell, J. D. (2017). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods approaches. Thousand Oaks, CA: Sage Publications.
Hongwidjojo, M. P., Monika, M., & Wijaya, E. (2018). Relation of student-teacher trust with school well-being to high school students. Psikodimensia, 17(2), 162-167.
Kartasasmita, S. (2017). Hubungan antara school well-being dengan rumination. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni, 1(1), 248-252.
Kemendikbud. (2018). Sistem zonasi strategi pemerataan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan. Jakarta:
Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan.
Khatimah, H. (2015). Gambaran school well-being pada peserta didik program kelas akselerasi di SMA Negeri 8 Yogyakarta. Psikopedagogia, 4(1), 20-30.
Konu, A., & Rimpelä, M. (2002). Well-being in schools: a conceptual model. Health Promotion International, 17(1), 79-87.
Neuman, L. (2014). Social research method: Qualitative and quantitative approach. 7th ed. USA: Pearson Education Limited.
Nurlailiyah, A. (2019). Analisis kebijakan sistem zonasi terhadap perilaku siswa SMP di Yogyakarta. Realita: Jurnal Penelitian dan Kebudayaan Islam, 17(1).
Perdana, N. S. (2019). Implementasi PPDB zonasi dalam upaya pemerataan akses dan mutu pendidikan. Jurnal Pendidikan Glasser, 3(1), 78-92.
Rachmah, E. N. (2016). Pengaruh school well-being terhadap motivasi belajar siswa. Psikosains, 11(2), 99-108.
Rizki, M., & Listiara, A. (2015). Penyesuaian diri dan school well-being pada mahasiswa. Seminar Psikologi & Kemanusiaan, 524-528.
Safarah, A. A., & Wibowo, U. B. (2019). Program zonasi di sekolah dasar sebagai upaya pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia. Lentera Pendidikan: Jurnal Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, 21(2), 206-213.
Schneiders, A. (1964). Personal adjustment and mental health. New York: Holt, Rinehart, and Winston.
Sugiyono. (2014). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Tarigan, M. (2018). Hubungan dukungan sosial dengan subjective well-being pada remaja yang memiliki orangtua tunggal. Jurnal Diversita, 4(1), 1-8.
Wahyuni, D. (2018). Pro kontra sistem zonasi penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2018/2019. Bidang Kesejahteraan Sosial: Info Singkat, 10(14), 12-18.
Wijayanti, P. A. K., & Sulistiobudi, R. A. (2018). Peer relation sebagai prediktor utama school well-being siswa sekolah dasar. Jurnal Psikologi, 17(1), 56-67.