PERILAKU COMPULSIVE BUYING PADA MAHASISWA PENGGUNA E-COMMERCE DALAM MEMBELI BARANG “BRANDED†DI SURABAYA
Abstract
Perilaku compulsive buying merupakan perilaku berbelanja yang tidak terkendali bahkan membuat individu mengalami kesusahan termasuk memiliki hutang yang banyak. Berbelanja dapat dijadikan sebagai motivasi untuk meningkatkan citra
diri dan harga diri, namun banyak individu yang terlibat dalam perilaku berbelanja yang tidak terkendali. Belanja saat ini tidak harus dilakukan dengan mendatangi pusat perbelanjaan melainkan dengan melakukan belanja online atau yang dikenal dengan e-commerce. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan perilaku compulsive buying, fase-fase dalam perilaku compulsive buying, dan dampak dari perilaku compulsive buying yang dilakukan oleh subjek. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan rancangan studi kasus. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (in-depth interview) dan observasi pada 3 orang subjek mahasiswa pengguna e-commerce yang membeli barang branded di Surabaya. Teknik analisis data yang digunakan
adalah analisis tematik dengan melakukan koding dari hasil wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa 2 subjek yakni subjek 1 dan 2 melalui 4 fase-fase perilaku compulsive buying yakni anticipation, preparation, shopping dan
spending, sedangkan subjek 2 tidak melalui fase preparation. Adapun dampak yang ditimbulkan dari perilaku compulsive buying yakni dampak positif seperti menghilangkan stres dan kecemasan, dan dampak negatif seperti merasa malu dan bersalah serta tidak memiliki tabungan di masa depan.
References
Black, D.W. (2001). Compulsive buying disorder.CNS Drugs, 15(1), 17-27.
Black, D. W., Shaw, M., McCormick, B., Bayless, J. D., & Allen, J. (2012). Neuropsychological performance, impulsivity, ADHD symptomps, and novelty seeking in compulsive buying disorder. Psychiatry Reearchs, 200, 581-587.
CNN Indonesia. (2019). Netizen Indonesia paling gemar belanja online. https://www.cnnindonesia.com/ teknologi/20190201173813-185-365769/netizen-indonesia-paling-gemar-belanja-online
Creswell, J. (2007). Qualitative inquiry & research design: Choosing among five approache, (2nded). California: Sage Publication.
Dittmar, H. (2005). A new look at compulsive buying: Self-discrepancies and materialistic values as predictors of compulsive buying tendency. Journal of Social and Clinical Psychology, 24(6), 832-859.
Gwin, C. F., Roberts, J. A., & Martinez, C. R. (2005). Nature Vs nurture: The role of family in compulsive buying. Marketing Management Journal, 95-107.
Harahap, D. A., & Amanah, D. (2018). Perilaku belanja online di Indonesia: Studi kasus. Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia (JRMSI), 9(2), 1993-213.
Harnish, R. J., & Bridges, K. R. (2014). Compulsive buying: The role of irrational beliefs, materialism, and narcissism. Journal of Rational-Emotive & Cognitive-Behavior Therapy, 33(1), 1–16.
Herdiansyah, H. (2013). Wawancara observasi dan fokus groups sebagai instrumen penggalian data kualitatif. Jakarta: Rajawali Press.
Kellett, S., & Totterdell, P. (2008). Compulsive buying: a field study of mood variability during acquisition episodes. The Cognitive Behaviour Therapist, 1(01), 16.
Kellett, S., & Bolton, J. V. (2009). Compulsive buying: A cognitive-behavioural model. Clinical Psychology & Psychotherapy, 16(2), 83–99.
Mangestuti, R. (2014). Model pembelian kompulsif pada Remaja. Disertasi. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.
Mitchell, J. E. (2009). The relationship between compulsive buying and eating disorder. International Journal of Eating Disorders, 32(1), 107-111.
Mueller, A., Claes, L., Mitchell, J. E., Faber, R. J., Fischer, J., & DeZwan, M. (2011). Does compulsive buying differ between male and female students? Personality and Individual Differences, 50, 1309-1312.
Naomi, P., & Mayasari, I. (2008). Faktor-faktor yang mempengaruhi siswa SMA dalam perilaku pembelian kompulsif: Perspektif psikologi. Artikel.
Park, T. Y., Cho, S. H., & Seo, J. H. (2006). A compulsive buying case: A qualitative analysis by the grounded theory method. Contemp Fam Ther, 28, 239-249.
Qoryama, M. U. (2017). Hubungan antara materialisme dan perilaku compulsive buying. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Diakses dari https://lib.unnes.ac.id/29946/.
Reeves, R. A., Baker, G. A., & Truluck, C. S. (2012). Celebrity worship, materialism, compulsive buying and the empty self. Psychology & Marketing, 29¸674-679.
Sari, R. K. (2016). Kecenderungan perilaku compulsive buying (pembelian kompulsif) pada masa remaja akhir di Samarinda. eJournal Psikologi, 4(4), 361-372.
Shon, S.H. & Choi, Y. J. (2012). A model of compulsive buying: Dysfunctional beliefs and self-regulation of compulsive buyers. Social Behavior and Personality, 40(10), 1611-1624.
Spinella, M., Lester, D., & Yang, B. (2014). Compulsive buying tendencies and personal finances. Psychological Reports: Disability & Trauma, 115(3), 670-674.
Spinella, M., Lester, D., & Yang, B. (2015). Compulsive buying tendencies. Psychological Reports: Disability & Trauma, 117(3), 649-655.
Widowati, H. (2019). Indonesia jadi negara denganpertumbuhan e-commerce tercepat di dunia. https://databoks.katadata.co.id
Williams, A. D. (2012). Quality of life and psychiatric work impairment in compulsive buying: Increased symptom severity as a function of acquisition behaviors. Comprehensive Psychiatry, 53, 822–828.
Zehr, R. (2005). What behavior indicate compulsive shopping and spending. Diunduh dari www.addictionrecov.org/addict.htm.