Norma Tes Kebugaran Jasmani Siswa Putra SLTA Kabupaten Boyolali Ditinjau dari Perspektif Letak Geografis Dataran Tinggi dan Rendah

Authors

  • Titis Pambudi Universitas Tunas Pembangunan, Surakarta
  • Ratna Kumala Setyaningrum ratnakumala@uny.ac.id

DOI:

https://doi.org/10.26486/jsh.v3i1.2202

Keywords:

Tes, Kebugaran Jasmani, Letak Geografis

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tes kebugaran jasmani siswa putra SLTA di Kabupaten Boyolali berdasarkan perspektif letak geografis dataran tinggi dan rendah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan studi survey, populasi seluruh siswa putra SLTA di Kabupaten Boyolali yang jumlahnya tak terhingga. Sampel di ambil dengan teknik Purposive Sampling sejumlah 15 siswa dari SMA Negeri 1 Cepogo Boyolali dan 15 siswa dari SMA Negeri 1 Ngemplak Boyolali. Teknik pengumpulan data menggunakan satu rangkaian tes yaitu Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI) yang terdiri  dari 5 item, yaitu : Lari 60 meter, Tes Angakat tubuh, Tes Baring duduk, Tes Loncat Tegak, Tes Lari 1200 meter. Teknik analisis data yang di gunakan adalah teknik deskriptif kuantitatif. Berdasar hasil penelitian dapat di simpulkan : terdapat 0 anak (0%) diklasifikasikan tingkat kebugaran jasmaninya sangat baik, 1 anak (6.7%) tingkat kebugaran jasmaninya berada pada kategori baik, 5 anak (33.3 %) tingkat kebugaran jasmaninya sedang, 6 anak (40%) tingkat kebugaran jasmaninya pada kategori kurang dan 3 anak (20%) tingkat kebugaran jasmaninya pada kategori kurang sekali. Sedangkan Hasil tes kebugaran dari SMA N 1 Ngemplak adalah sebagai berikut : terdapat 0 anak (0%) diklasifikasikan tingkat kebugaran jasmaninya sangat baik, 1 anak (7%) tingkat kebugaran jasmaninya berada pada kategori baik, 4 anak (27%) tingkat kebugaran jasmaninya sedang, 6 anak (40%) tingkat kebugaran jasmaninya pada kategori kurang dan 4 anak (27%) tingkat kebugaran jasmaninya pada kategori kurang sekali. Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa siswa di dataran tinggi memiliki tingkat kebugaran jasmani lebih baik dibanding siswa di dataran rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil tes yang menunjukkan bahwa pada kedua sekolah, siswa dalam kategori kurang sama-sama berjumlah 40%, namun untuk siswa dalam kategori kurang sekali lebih banyak pada siswa di dataran rendah dengan hasil 27% sedangkan siswa di dataran tinggi menunjukkan hasil 20%. Untuk siswa dalam kategori baik sampai dengan baik sekali pada siswa dataran rendah menunjukkan angka 34% sedangkan siswa di dataran tinggi menunjukkan angka 40%.

References

Abduljabar, B. (2011). Pengertian pendidikan jasmani. In Ilmu Pendidikan (Vol. 36, p. 1991).

Bangun, S. Y. (2016). Peran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga Kajian Pustaka & Pembahasan. Jurnal Publikasi Pendidikan, 6(1), 156–167.

Dwijayanthi, N. M. A. (2020). Revitalisasi Permainan Tradisional Bali Sebagai Pengembangan Karakter Anak Usia Dini. Widya Kumara Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 89–97.

Nurcahyo, F. (2013). Pengelolaan Dan Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Olahraga Di SMA/MAN/Sederajat Se-Kabupaten Sleman. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia.

Prakoso, D. P., & Setiyo Hartoto. (2015). Pengukuran Tingkat Kebugaran Jasmani Terhadap Siswa Yang Mengikuti Ekstrakulikuler Bolavoli di SMS DR.Soetomo Surabaya. Jurnal Pendidikan Olahraga Dan Kesehatan.

Sudiana, I. K. (2014). Peran Kebugaran Jasmani bagi Tubuh. Seminar Nasional FMIPA UNDIKSHA IV, 4(1), 389–398.

Utari, A. (2007). Tingkat Kesegaran Jasmani Pada Anak Usia 12-14 Tahun. Doctoral Dissertation, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro.

Wahyudin, U., & Erlandia, D. R. (2018). Peran humas pemerintah dalam pemasaran city branding melalui media massa. Jurnal Common, 2(2). https://doi.org/10.34010/common.v2i2.1192

Downloads

Published

31-12-2021

Issue

Section

Articles